-->

Translate This Blog

6.12.10

Amalan Andalan dalam Ketakwaan

Amalan Andalan dalam Ketakwaan

Sekiranya ada yang diandalkan dalam bertakwa, maka tunduk dan patuh kepada Allah Azza wa Jalla adalah jawabannya. Tanpa adanya ketundukan dalam beribadah kepada Allah, maka sulit Anda mengabdikan diri kepada-Nya.

Allah SWT akan berada di dalam diri Anda apabila Anda tidak membesarkan diri atau Anda merendahkan diri. Anda hanya akan merasakan kehadiran Allah di dalam jiwa Anda apabila Allah adalah satu-satunya Tuhan yang hanya patut Anda menundukkan diri di hadapan kemahakuasaan-Nya.

Allah Azza wa Jalla menjadikan Anda sebagai hamba yang disayangi dan dikasihi sekiranya meniadakan kesombongan dalam jiwa Anda. Tanpa adanya ketundukkan, mustahil Allah akan bersama Anda.

Selain tunduk, Anda juga harus patuh. Apakah yang disebut patuh menurut Allah?

Anda akan patuh apabila sudah tunduk. Sulit bila Anda tidak tunduk dapat berbuat patuh. Hanya dengan tunduklah, Anda dapat berbuat patuh kepada Allah.

Sama halnya ketika orang tua Anda meminta Anda untuk patuh, tetapi Anda tidak tunduk, maka yang akan didapati orang tua Anda adalah kesusahan meminta Anda untuk berbakti kepadanya.

Kata-kata ‘tunduk dan patuh’ berpasangan, tidak dapat dipisahkan. Allah meminta Ibrahim untuk tunduk dan patuh kepada Allah di dalam firman-Nya:


“Ketika Tuhannya berfirman kepadanya: "Tunduk patuhlah." Ibrahim menjawab: "Aku tunduk patuh kepada Tuhan semesta alam" (QS. Al-Baqarah: 131).

Anda tidak mungkin dapat menjadi takwa kepada Allah bila Anda tidak tunduk dan patuh kepada-Nya. Syarat mutlak yang harus diperbuat oleh seorang hamba Allah adalah demikian.

Adakah Anda dapat bersikap dan berbuat dengan sifat sombong lagi takabur di hadapan Allah? Anda dapat berbuat apa pun menurut keinginan Anda, akan tetapi Allah Azza wa Jalla sangat membenci Anda apabila ada sifat sombong lagi takabur di dalam jiwa Anda.

Sifat sombong merupakan ajakan setan untuk tidak patuh kepada Allah, sebagaimana dia berbuat sombong di hadapan Allah saat diperintah untuk sujud kepada Adam a.s. Kesombongan tidak akan dapat melahirkan kepatuhan dan kerendahhatian akhlak manusia.

Selama kesombongan masih bersarang dalam jiwa, maka tak akan dapat Anda meraih keutamaan. Utama berarti sebuah nilai paling atas. Anda memiliki nilai tertinggi dalam pandangan Allah sekiranya bertakwa.

Adakah Anda sebagai pribadi yang rendah hati, low profil, baik hati, sangat tenang jiwanya, tidak mudah marah selain karena Allah, mudah memaafkan kesalahan orang lain, saling berbagi (sharing), berbelas kasihan terhadap sesama muslim dan lain-lain?

Seorang hamba ada di wilayah lahir dan tak lahir (goib) apabila dia orang yang bertakwa. Anda akan berada di dunia lahir sekaligus di dunia goib sekiranya Anda mau tunduk dan patuh kepada Allah.

Tunduk berarti merendahkan diri, sedangkan patuh adalah dengan ikhlas Anda menjalankan seluruh perintah dan menjauhi segala larangan-Nya.

Akankah setiap seorang hamba berada di dalam dua dunia apabila belum bertakwa?

Allah Azza wa Jalla sesungguhnya akan menunjukkan Anda keberadaan alam goib sekiranya Anda mendekati-Nya dengan sepenuh hati. Anda pasti akan dibimbing oleh Allah menuju cahaya-Nya bila takut ketika menghadap kepada-Nya (solat).

Allah Maha Pencipta sudah sepatutnya diperlakukan oleh Anda, sebagai makhluk ciptaan-Nya, dengan sepenuh jiwa Anda menghamba. Adakah hal yang demikian dianggap berlebihan? Sama sekali tidak.

Ajakan-Nya untuk tunduk dan patuh berarti mendudukkan Anda berada dalam lindungan-Nya. Anda tidak mungkin akan dilindungi oleh Allah dari segala bentuk masalah yang ditimbulkan karena godaan setan terkutuk apabila Anda tidak berserah diri kepada-Nya.

Anda disebut berserah diri apabila Anda menunjukkan pribadi yang hanya takut kepada-Nya dalam segala hal. Takut bukan berarti Anda kehilangan hubungan mesra dengan Sang Maha Pengasih dan Penyayang.

Akan tetapi, takut dalam hal ini apabila Anda tidak tunduk dan patuh atas segala yang diperintahkan dan yang dilarang-Nya. Anda akan diberi banyak karunia oleh Allah bila takut kepada-Nya.

Allah akan melindungi, menyayangi, membimbing, memberi, mendudukkan Anda dalam kedudukan mulia di sisi-Nya baik di dunia maupun di akhirat. Subhanallah.

Anda masih meragukan? Atau Anda kebingungan? Allah sudah memberi petunjuk di dalam Al-Qur’an tentang hal ini. Allah sangat sayang kepada Anda. Sebaliknya, Anda tidak pandai bersyukur.

Sejalan dengan kodrat manusia sebagai makhluk ciptaan Allah, Anda sebetulnya sangat membutuhkan Allah sebagai tempat bergantung. Tidak ada satu makhluk pun yang akan mampu berada di dunia bila Allah sangat membenci kepadanya.

Akan tetapi, Allah dengan sifat–Nya sebagai Tuhan Yang Maha Pengasih dan Penyayang, maka Dia sangat tidak patut memperlakukan asal-asalan kepada makhluk-Nya. Allah memberi petunjuk kepada manusia agar tidak tersesat ke jalan yang tidak diridhai oleh-Nya.

Dengan petunjuk itu, maka sangat diharapkan semua manusia mengikutinya. Petunjuk Allah akan mengantarkan kepada kebahagiaan di dunia, juga di akhirat.

Pengetahuan akan kebahagiaan lahir dan batin sesungguhnya menjadi sebuah model sebagai pelajaran untuk umat manusia sebelum sampai ke tempat abadi selama-lamanya.

Anda bahagia bila hati Anda merasa damai, tidak gelisah, penuh keindahan akan segala hal yang sedang dihadapi. Seluruh organ tubuh Anda merasakan sehat dengan pikiran tanpa adanya kebingungan menyaksikan segala yang Anda butuhkan.

Sebaliknya, Anda tersiksa batin Anda bila hati Anda penuh kebencian, kesedihan, kedengkian dan berbagai penyakit hati lainnya bersarang di dalamnya bahkan fisik Anda pun ikut sakit. Tidur Anda tidak nyenyak, gelisah, galau, bingung dan sebagainya seolah hidup bagaikan di dalam neraka.

Itulah gambaran akan kebahagiaan dan penderitaan manusia di alam dunia. Anda bayangkan bagaimana bila hal semacam itu terjadi untuk kehidupan di alam kelanggengan.

Allah Azza wa Jalla memberi sebuah contoh tentang keadaan yang sesungguhnya terjadi di Hari Kemudian dengan diperlihatkan dan dirasakan langsung dalam diri manusia. Adakah yang dapat memetik pelajaran?

Sayang sekali sekiranya pelajaran berharga itu tidak diambil untuk menjadi bahan perenungan. Mengapa Allah membuat perumpamaan-perumpamaan ketika melukiskan keberadaan yang sesungguhnya mengenai alam keabadian?

Sesungguhnya hal demikian agar manusia dapat men-tadabburi, mengambil pelajaran. Dunia lahir bukan tanpa percontohan yang dapat dijadikan gambaran yang sesungguhnya. Peristiwa alam adalah contoh sebuah gambaran kiamat sugro, sebelum yang sesungguhnya terjadi.

Sekali lagi, adakah apa yang Anda saksikan itu dapat diambil untuk Anda renungkan?

Gambaran orang takwa kepada Allah Azza wa Jalla seolah tiada penderitaan selain kenikmatan bukan omong kosong. Allah SWT sama sekali tidak berjanji asal saja tanpa bukti pasti.

Dalam Al-Qur’an disebutkan bahwa orang bertakwa adalah orang yang mulia di sisi Allah. Kedudukan yang diberikan kepadanya dari Allah dapat diperlihatkan kepada semua manusia agar dapat diikuti.

Anda mulia karena Anda tidak pernah berbuat nista. Kemuliaan dirinya disebabkan karena Allah Azza wa Jalla memberi petunjuk langsung tanpa perantara. Anda pasti sulit menerima pernyataan semacam ini. Mengapa?

Pikiran Anda selalu mencoba sinis dan mencibirkan apa yang sesungguhnya terjadi di luar kemampuan akal Anda. Anda akan berkata dengan sepenuh akal Anda menganalisanya, ‘Itu mustahil.’

Dalam pikiran Anda, bahwa orang-orang yang dapat diberi petunjuk secara langsung hanya dari kalangan para nabi dan rasul saja. Manusia sesudahnya mustahil ada. Anda sebetulnya terjebak oleh sebuah pemikiran yang terburu-buru tanpa mengkaji lebih mendalam apa yang difirmankan oleh Allah.

Alasan Anda tidak merujuk dengan sangat hati-hati kepada Al-Qur’anul Karim.


"Kitab (Al-Qur'an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa,” “(yaitu) mereka yang beriman kepada yang goib, yang mendirikan shalat dan menafkahkan sebahagian rezki yang Kami anugerahkan kepada mereka,” “dan mereka yang beriman kepada Kitab (Al-Qur'an) yang telah diturunkan kepadamu dan Kitab-kitab yang telah diturunkan sebelummu, serta mereka yakin akan adanya (kehidupan) akhirat” (QS. Al-Baqarah: 2-4).

Silakan Anda kaji apakah kalimat yang tercetak tebal pada ayat di atas tidak benar? Allah lah yang berkata seperti itu, bahwa Al-Qur’an adalah petunjuk bagi orang bertakwa.

Anda tahu bahwa Al-Qur’an adalah perkataan Allah. Adakah Anda meragukan apa yang dikatakan oleh Allah di dalam Al-Qur’an?

Jika Anda masih ragu berarti Anda belum bertakwa. Inilah alasan bahwa Allah berkata-kata langsung kepada orang-orang bertakwa. Saya yakin Anda baru mengerti.

Tetapi, Anda masih penasaran, apakah betul bahwa Allah berbicara langsung kepada orang-orang bertakwa? Jika Al-Qur’an pasti adalah firman Allah, maka sangat mudah dipahami, tetapi bila Al-Qur’an kemudian dapat menunjuki apa yang dibutuhkan oleh orang bertakwa, inilah yang sulit Anda untuk memahaminya.

Allah Azza wa Jalla jika berfirman pasti benar ada-Nya. ‘Nya’ dalam bahasa Indonesia adalah kata ganti dari Dia. Siapakah Dia? Dia adalah Allah Azza wa Jalla.

Jika Allah Anda sebut nama-Nya, maka Anda akan mendapati bahwa Allah itu Maha Mendengar. Jika Allah Azza wa Jalla kemudian menunjuki orang bertakwa ketika membaca ayat-ayat-Nya, maka itu adalah pasti karena kedudukannya yang telah diberikan oleh Allah sebagai hamba yang mulia di sisi-Nya. Komunikasi pun terjalin antara dia dengan Dia.

Dalam literatur tasawuf, Allah Azza wa Jalla bersemayam di hatinya (orang bertakwa) karena Allah telah ridha terhadap dia sebagai hamba-Nya yang tunduk dan patuh kepada-Nya dengan senantiasa mengikuti apa yang ditunjuki-Nya di dalam jiwanya.

Dia adalah dia, maka mustahil baginya tanpa bersama-Nya yang telah mendudukkan dia sebagai yang mulia di sisi-Nya.

Apakah Anda paham kata di sisi-Nya? Contoh, Anda berada di sisi istri atau anak Anda. Apa artinya? Artinya bahwa Anda berada bersama dengan dia (istri, misalnya).

Jadi, bila Allah berfirman adanya keterangan tentang keberadaan orang yang berada di sisi-Nya berarti dia benar-benar berada bersama-Nya.

Adakah Anda meyakini bahwa dia berada bersama Dia?

Jika sekiranya dia bersama-Nya berarti Dia ada di dalam dirinya. Masya Allah, jika Allah berkehendak pasti terjadi.

Allah menganugerahkan tempat abadi (surga) bagi orang-orang bertakwa. Surga pasti tempat yang baik karena berada di sisi-Nya.

Allah SWT menyampaikan keberadaan orang-orang bertakwa sebagaimana firman-Nya.


"Akan tetapi orang-orang yang bertakwa kepada Tuhan-nya bagi mereka surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya, sedang mereka kekal di dalamnya sebagai tempat tinggal (anugerah) dari sisi Allah. Dan apa yang di sisi Allah adalah lebih baik bagi orang-orang yang berbakti” (QS. Ali Imron: 198).

Anda sama sekali bukan tidak mengetahui apa yang dibicarakan selain Anda masih ada keraguan dalam menerima kabar berita dari ayat-ayat suci Al-Qur'an. Sebab Anda belum melihatnya secara langsung.

Apakah perlu segala sesuatu yang masih goib harus dibuktikan keberadaannya? Bagaimanakah Anda menyikapi keimanan Anda akan ada-Nya Allah Yang Maha Pencipta? Bukankah Dia itu Maha Goib yang tak dapat dijangkau oleh mata lahir anda?

Jika meyakini ada-Nya Allah, lalu mengapa Anda berat untuk menjalankan apa yang difirmankan oleh-Nya di dalam Al-Qur’an?

Mengapa Anda lebih banyak berkeluh kesah daripada menghampiri Allah Azza wa Jalla untuk dijadikan sandaran?

Adakah Anda tidak bergegas untuk tunduk dan patuh kepada-Nya?

Masih ragukah Anda apa yang telah digariskan oleh Dia Yang Maha Mulia?

Anda pasti diantarkan dapat berjumpa dengan Dia Yang Maha Mulia sekiranya Anda tunduk dan patuh kepada-Nya. Perintah dan larangan Allah sudah seharusnya Anda patuhi sebagai bagian dari niat Anda untuk menjumpai-Nya.

Allah Azza wa Jalla akan membimbing Anda menuju cahaya-Nya bila tidak ada keraguan di dalam diri Anda. Bermohonlah kepada-Nya akan pertolongan-Nya agar Anda diselamatkan dari godaan dan jebakan setan laknatullah ‘alaih.

Allah berfirman:


“Dia (iblis) berkata: "Terangkanlah kepadaku inikah orangnya yang Engkau muliakan atas diriku? Sesungguhnya jika Engkau memberi tangguh kepadaku sampai hari kiamat, niscaya benar-benar akan aku sesatkan keturunannya, kecuali sebahagian kecil" (QS. Al-Isra': 62).


Ayat ini menunjuk kepada orang-orang (anak cucu Adam a.s) sebagian besar. Sedangkan sebagian kecilnya adalah mereka yang takut kepada Allah SWT (takwa).

Allah Azza wa Jalla melindungi orang-orang bertakwa dari jebakan setan yang durjana. Anda akan dilindungi seratus persen bila Anda bertakwa.

Allah bukan membedakan, akan tetapi Dia telah memberi petunjuk bagi siapa pun yang mau mengikuti perintah dan menjauhi larangan-Nya. Bila Anda sudah beriman, maka segeralah melangkah pada jalan Allah.

Baca: Menuju Jalan Allah

Allah berfirman:


“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan carilah jalan yang mendekatkan diri kepada-Nya, dan berjihadlah pada jalan-Nya, supaya kamu mendapat keberuntungan” (QS. Al-Maidah: 35).
NEXT ARTICLE Next Post
PREVIOUS ARTICLE Previous Post


EmoticonEmoticon

Post a Comment

NEXT ARTICLE Next Post
PREVIOUS ARTICLE Previous Post
 

Delivered by FeedBurner