-->

Translate This Blog

9.12.10

Ajakan Berjihad di Jalan Allah

ajakan jihad di jalan allah

Perintah untuk berjihad di jalan Allah bagi kaum mukmin tidak tertolak. 

Perintah Allah tersebut sangat mengikat. Setiap yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, maka dia harus benar-benar mengikutinya dengan sepenuh hati.

"Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan carilah jalan yang mendekatkan diri kepada-Nya, dan berjihadlah pada jalan-Nya, supaya kamu mendapat keberuntungan” (QS. Al-Maidah: 35).

Bagaimanakah Berjihad di Jalan Allah Itu?


Sesungguhnya siapa pun tidak ada yang mengetahui sekiranya Allah azza wa jalla tidak mengajari bagaimanakah berjihad di jalan Allah itu? 

Anda berpengetahuan, tetapi apabila Allah tidak menganugerahkan cahaya-Nya, maka pengetahuan Anda tak dapat mengantarkan Anda menuju jalan Allah yang akan dilindungi oleh Dia Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana. 

Betapa pun Anda menguasai ilmu-ilmu keislaman, apabila Allah membiarkan Anda tanpa petunjuk-Nya, maka mustahil Anda mengetahui jalan menuju kepada-Nya.

“Mereka menjawab: "Maha Suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami; sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana” (QS. Al-Baqarah: 32).
Allah azza wa jalla membimbing siapa pun menuju kepada cahaya-Nya sebagaimana yang Dia kehendaki.

Pengetahuan yang bersifat jasmani (lahiriah) belum dapat menjamin Anda mengetahui jalan Allah. Hanya Dia yang dapat mengajarkannya.

Rasul Allah yang agung saw diajari oleh Allah melalui perantaraan malaikat Jibril. Beliau pun tidak mengetahui apa pun sekiranya tidak diajarkan oleh Allah. Anda apalagi.

Anda jangan terburu-buru bangga dan menyombongkan diri dengan pengetahuan Anda.

Andaikan bukan karena Allah menganugerahkan kecerdasan otak Anda, maka mustahil Anda berada dalam kemampuan akal Anda menganalisa berbagai pengetahuan yang Anda pelajari.

Allah azza wa jalla memberi kecerdasan otak (IQ) Anda bukan tanpa bertujuan, melainkan agar Anda dapat mengambil pelajaran.

Dengan akal Anda yang cerdas, Allah sangat mengharapkan agar Anda bersyukur kepada-Nya. Wujud syukur atas karunia-Nya adalah Anda seharusnya berbakti kepada-Nya.

Anda tidak dapat begitu saja secara bebas mengikuti hawa nafsu.

Akal Anda selalu pandai mengerti ajakan kesenangan daripada kesengsaraan. Akal Anda tidak pernah mau menerima penderitaan.

Apabila Anda menyaksikan mereka yang bernasib sengsara, Anda bermohon kepada Allah agar dijauhkan darinya.

Sebaliknya, bila melihat mereka yang senang karena harta yang melimpah, Anda mencoba memohon kepada Allah agar dilimpahkan rezeki. Begitulah sifat dasar manusia.

Perangai Anda sebagai manusia selalu menginginkan kepada hawa nafsu. Padahal, nafsu itu selalu mengajak kepada keburukan, kecuali nafsu yang disayangi Allah.

Anda berupaya untuk mengikuti nafsu kesenangan. Pemahaman Anda akan kesengsaraan seolah Anda tak mungkin mampu menerimanya.

Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang sesungguhnya tidak akan membiarkan Anda dalam penderitaan. Allah menghendaki agar Anda bahagia di dunia dan di akhirat.

Allah Azza wa Jalla mengajak Anda agar bahagia bukan senang. Kesenangan itu bersifat sementara.

Anda merasa senang bila mempunyai mobil mewah, rumah mewah, istri cantik, harta berlimpah dan segala sesuatu dapat terpenuhi. Anda tidak mau hidup sengsara.

Anda akhirnya terbuai oleh kesenangan.

Anda sebagai manusia tak mungkin selamanya sehat. Tubuh Anda secara kodrati akan mengalami sakit.

Suatu ketika Anda disakitkan oleh Allah melalui perantaraan suatu penyakit. Apabila Anda melihat dari sisi kesengsaraan, Anda bermohon kepada Allah agar lekas disembuhkan dari penyakit.

Anda selalu saja berkeinginan supaya tetap sehat dan senang dapat menikmati harta kekayaan. Anda berujar dalam diri, ‘Untuk apa saya sakit kalau harta saya melimpah!’.

Cara pandang Anda terhadap ujian Allah (sakit) disamakan dengan kesengsaraan. Seolah penyakit yang Anda derita tidak akan pernah disembuhkan.

Anda takut. Anda hanya memahami bahwa Anda tidak boleh sakit. Secara kodrati, mustahil manusia tidak pernah sakit.

Harta Anda yang melimpah tidak dapat menjadikan Anda tetap sehat.

Siapakah yang dapat menyembuhkan penyakit? Allah azza wa jalla lah yang menghilangkan penyakit dari tubuh Anda.

Dia juga yang memberi Anda rezeki. Allah swt senantiasa mengasihi dan menyayangi kepada hamba-hamba-Nya yang mau mendekati-Nya dengan segenap jiwa penuh keikhlasan.

Allah mengajak anda untuk berjihad di jalan-Nya.

Berjihad di jalan Allah bukan berarti Anda harus berperang secara fisik di medan pertempuran. Saat ini berbeda dengan saat di zaman Rasulullah saw yang situasinya memaksa harus berperang.

Anda sekarang berada dalam situasi aman dari musuh perang yang melakukan invasi secara terang-terangan dengan sekelompok pasukan.

Jadi, jihad yang dimaksud oleh Nabi Muhammad saw adalah perang melawan diri sendiri (jihadun nafs) dari serangan pasukan setan laknatullah ‘alaih.

Allah azza wa jalla bukan menyengsarakan Anda bila menguji dengan kekurangan uang, sakit, kekecewaan, kesedihan, sendirian (diasingkan oleh orang yang membuat kerusakan), tidak diberi kedudukan oleh pemimpin zalim dan sebagainya, melainkan suatu rahmat (kasih sayang) Allah.

Anda diuji Allah dengan situasi semacam itu untuk lebih memperkuat keimanan Anda. Apabila Anda menyadari dan menerima ujian, maka Allah Azza wa Jalla akan meningkatkan derajat keimanan Anda.

Pikiran Anda biasanya cenderung tidak berbaik sangka. Padahal, ujian itu tidak lama berlalunya.

Allah azza wa jalla telah mengukur kekuatan Anda untuk menerima ujian. Dia (Allah) pun sebenarnya telah memberitahukan kepada Anda, bahwa jika Anda merasa tak mampu atas ujian itu, maka mintalah pertolongan dari Allah swt dengan bersabar dan solat.

Manusia memang termasuk makhluk Allah yang cenderung berkeluh kesah.

Jika Anda memahami bahwa hanya dengan menyandarkan kepada Allah atas apa pun yang menimpa Anda sebagai bentuk ujian, tidak semestinya Anda berkeluh kesah.

Allah azza wa jalla pasti menolong Anda saat diuji apabila Anda memohon pertolongan kepada-Nya. Apakah ujian itu Anda anggap memberatkan sampai Anda tak tahan atas ujian itu atau pun tidak, Anda berhak memohon pertolongan-Nya.

Anda tidak perlu berkeluh kesah apalagi berburuk sangka kepada Allah. Cukuplah Allah penolong Anda.

Allah azza wa jalla tak mungkin membiarkan Anda mengaku beriman tanpa diuji. Jadi, ujian itu sesungguhnya bagian dari kehidupan Anda di dunia.

Untuk itu, Allah swt mengajak Anda agar bertahan dan berjuang (jihad) melawan bisikan setan yang mengajak Anda untuk melarikan diri dari ujian Allah.

Allah menguji Anda, setan menjebak dan menggodanya. Awasi setiap bujukan dan rayuannya setiap ujian itu datang.

Setan selalu bergegas menawarkan jasa seolah mengangkat derajat Anda dari segala ujian yang menimpa Anda. Anda kerap kali tidak menyadari bahwa bisikan setan menjebak Anda.

Sebagai contoh, Anda diuji oleh Allah dengan kesulitan ekonomi. Anda kelimpungan untuk memperoleh uang tambahan di luar pendapatan yang rutin (gaji) Anda terima.

Sementara itu, Anda sedang membutuhkannya. Allah azza wa jalla menguji Anda sesungguhnya agar Anda tidak terlalu mengikuti hawa nafsu.

Allah menguji Anda untuk lebih mewaspadai hasutan setan yang bersembunyi dalam diri istri Anda yang merengek meminta berbagai keperluan yang mengada-ada.

Jika Anda tidak memohon pertolongan dan perlindungan kepada Allah azza wa jalla, maka Anda cenderung mengakali bagaimana cara memperoleh penghasilan tak sah.

Setan secara halus merayu dan menggoda Anda.

Anda didesak oleh istri yang sudah terhasut oleh setan durjana.

Sekiranya Anda berlepas dari pertolongan Allah, maka pasti setan mampu membimbing Anda menunjuki jalan sesat. ‘Ambil saja anggaran itu, toh Anda sendiri yang mengelolanya. Biarkanlah orang lain yang tak mungkin tahu!’

Luar biasa.

Jebakan dan rayuan gombalnya sangat menguat ke jiwa Anda. Anda dibuat tidak berdaya.

Istri Anda terus dihasut oleh pasukan setan yang lain untuk menuntut agar Anda memenuhi keperluannya.

Anda pasti tak akan mampu menghindar dari berbuat korupsi apabila Anda tidak istiqamah memohon perlindungan dari Allah.

Allah azza wa jalla membimbing Anda sekiranya Anda terus menerus mendekati-Nya tanpa merasa lelah.

Persoalannya adalah Anda mudah berkeluh kesah.

Ajakan untuk berjihad dimaksudkan bahwa Anda memang sedang menghadapi pasukan syaitoniah.

Anda harus berjuang melawan dengan penuh istiqamah sambil tak henti-hentinya memohon perlindungan Allah dari rekaperdaya setan terhadap diri Anda.

Setan tak pernah berhenti mengeluarkan jurus-jurus rayuan gombalnya untuk menyeret Anda ke lembah kenistaan.

Anda sendirian, mustahil akan mampu apabila tidak memohon perlindungan dari Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.

Sudah saatnya Anda selalu waspada.

Untuk mewaspadainya, maka Anda tak mungkin bisa bila tidak memiliki pengetahuan untuk itu.

Siapakah yang memberi pengetahuan tentang itu?

Pasti Allah azza wa jalla.

Untuk itu, Anda harus menyandarkan kepada-Nya agar diberi petunjuk.

Pengetahuan Anda melalui belajar secara lahiriah semata tak dapat menjamin Anda memperoleh petunjuk-Nya.

Akan tetapi, Anda harus memohon (berdoa) kepada Allah secara istiqamah dan senantiasa mengingat Allah secara terus menerus.

Doa dan dzikir adalah sebuah bentuk permohonan Anda kepada Allah azza wa jalla dalam mewaspadai godaan setan ke dalam diri Anda.

Dengan do’a, anda menunjukkan bahwa anda memang membutuhkan pertolongan-Nya! Dengan dzikir, anda betul-betul mengetahui bahwa Allah adalah Tuhan anda yang seharusnya diingat terus sebagai wujud ada-Nya! Allah pasti mengingat anda apabila anda terus menerus mengingat-Nya!

Doa dan dzikir Anda seharusnya disampaikan dengan sepenuh hati.

Berdoalah dengan sunguh-sungguh.

Anda pun harus berdzikir dengan sepenuh hati, tidak cukup hanya di lisan.

Hati Anda harus menghadap ke hadirat-Nya.

Perjalanan menghadap ke hadirat-Nya sangat mungkin dilalui apabila Allah berkenan menerimanya. Apa maksudnya?

Allah akan membimbing Anda menuju cahaya-Nya apabila Anda memperoleh pembimbing yang sudah diizinkan oleh Allah.

Siapakah yang dimaksud pembimbing?

Allah azza wa jalla telah memberikan legalitas kepada seorang hamba yang sudah makrifat.

Perjalanan yang sudah ditempuhnya menjadikan Dia (Allah) berkenan menunjuknya sebagai perantara. (Anda akan memahami sekiranya anda membaca tulisan saya di blog ini, Asmaul Husna: Keutamaan Dzikir Khofi).

Itulah yang disebut dengan thariqah (perjalanan seorang hamba untuk menuju kepada-Nya).

Sadarkah bahwa Allah sudah memerintah Anda yang beriman untuk menjadi bertakwa?

Doa dan dzikir saja tidak cukup apabila tanpa perjuangan.

Sebaliknya, perjuangan tanpa doa dan dzikir juga sia-sia saja.

Do’a, dzikir dan berjuang harus bersama-sama mengiringi dalam sebuah perjalanan menuju kepada-Nya. ***

NEXT ARTICLE Next Post
PREVIOUS ARTICLE Previous Post


EmoticonEmoticon

Post a Comment

NEXT ARTICLE Next Post
PREVIOUS ARTICLE Previous Post
 

Delivered by FeedBurner